Wartawan Sripo dibunuh?
Arsep Pajario (38) wartawan yang sehari-hari bekerja di harian Sriwijaya Post ditemukan tewas membusuk di rumahnya di Jalan S Suparman, Komplek Citra Dago Blok D No 9 Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami Palembang. Diduga Arsep tewas lantaran dibunuh dengan racun.
Arsep ditemukan keluarganya, Mahardiko, sekitar pukul 14.00 WIB, Jumat (17/9/2010). Menurut Redaktur Pelaksana Sriwijaya Post Weny Ramdiastuti, kepada detikcom di kantornya, Jalan R. Sukamto, Jumat (17/9/2010) malam, saat ditemukan jenazah Arsep ditemukan oleh keponakannya, Mahardiko, pada posisi terlentang, mengenakan baju kaos putih bermotif, dan celana jins biru.
Tubuhnya membengkak. Di dekatnya ada racun nyamuk semprot. Dugaan awal bunuh diri, tapi setelah diperiksa polisi laptop, ponsel, dan dompetnya ikut raib. Pintu, jendela, dan atap tidak rusak sementara kunci rumah raib. Petugas forensik menyebut korban paling tidak meninggal tiga hari lalu (Rabu, 16/9/2010). "Hasil otopsi yang kami ketahui malam ini, limpahnya pecah akibat cairan. Kemungkinan diracuni," kata Wenny.
Sementara keluarga Arsep di Prabumulih sudah kehilangan kontak sejak Selasa (15/9/2010) lalu. Oleh karena itu, ibunya meminta ponakannya Mahardiko buat mengecek ke rumah Arsep yang tinggal sendirian.
Arsep memang tengah cuti Lebaran. Tapi seharusnya sudah masuk sejak Rabu (15/9/2010) kemarin. Anehnya, pada Kamis (17/9/2010) kemarin ponselnya bisa membalas pesan singkat yang dikirimkan Nila, wartawan Antara di Palembang. Nila menanyakan posisi Arsep, dibalas "Saya mudik".
Arsep mulai bekerja di Sriwijaya Post sejak tahun 1988. Kini sehari-hari, dia bertugas di kantor pemerintah Palembang.
(tw/ape)
Arsep ditemukan keluarganya, Mahardiko, sekitar pukul 14.00 WIB, Jumat (17/9/2010). Menurut Redaktur Pelaksana Sriwijaya Post Weny Ramdiastuti, kepada detikcom di kantornya, Jalan R. Sukamto, Jumat (17/9/2010) malam, saat ditemukan jenazah Arsep ditemukan oleh keponakannya, Mahardiko, pada posisi terlentang, mengenakan baju kaos putih bermotif, dan celana jins biru.
Tubuhnya membengkak. Di dekatnya ada racun nyamuk semprot. Dugaan awal bunuh diri, tapi setelah diperiksa polisi laptop, ponsel, dan dompetnya ikut raib. Pintu, jendela, dan atap tidak rusak sementara kunci rumah raib. Petugas forensik menyebut korban paling tidak meninggal tiga hari lalu (Rabu, 16/9/2010). "Hasil otopsi yang kami ketahui malam ini, limpahnya pecah akibat cairan. Kemungkinan diracuni," kata Wenny.
Sementara keluarga Arsep di Prabumulih sudah kehilangan kontak sejak Selasa (15/9/2010) lalu. Oleh karena itu, ibunya meminta ponakannya Mahardiko buat mengecek ke rumah Arsep yang tinggal sendirian.
Arsep memang tengah cuti Lebaran. Tapi seharusnya sudah masuk sejak Rabu (15/9/2010) kemarin. Anehnya, pada Kamis (17/9/2010) kemarin ponselnya bisa membalas pesan singkat yang dikirimkan Nila, wartawan Antara di Palembang. Nila menanyakan posisi Arsep, dibalas "Saya mudik".
Arsep mulai bekerja di Sriwijaya Post sejak tahun 1988. Kini sehari-hari, dia bertugas di kantor pemerintah Palembang.
(tw/ape)
Comments
Post a Comment