Kembali warga Solo tewas di tembak Densus88

salah satu tersangka perampok CIMB Medan yang ditembak mati densus88 adalah Yuki warga Solo. Selasa sore, Orangtua Yuki Wantoro, 20, pelaku perampokan CIMB Medan asal Joyosuran, Solo menjalani tes deoxyribo nucleic acid (DNA), di Mapolsek Pasar Kliwon Solo, Selasa (21/9) malam.

Aparat Polresta Solo mengambil sampel DNA pembanding untuk memastikan identitas Yuki Wantoro yang tewas ditembak Tim Densus 88. Mabes Polri menyatakan Yuki terpaksa ditembak karena berusaha melawan. Saat disergap di Medan, Yuki menguasai 1,5 kg TNT siap rangkai. Berdasarkan pantauan Espos, pengambilan sampel berupa usapan air liur dan sampel darah sebanyak @ 2 CC itu dilakukan pada orangtua Yuki, yakni Sina Karyadi dan Ngatini.

Pengambilan sampel dipimpin langsung Paurkes Polresta Solo, Dr Aji Kadarmo. Selama kegiatan berlangsung, kedua orangtua Yuki didampingi Islamic Study and Action Center (Isac).

“Langkah ini merupakan upaya lanjut dari kepolisian guna memastikan korban tewas adalah bernama Yuki. Untuk itu, kami mengambil sampel pembanding dari orangtua. Di mana, nantinya akan dibandingkan dengan sampel sidik jari milik Yuki. Hasil pengambilan sampel air liur dan darah dikirim ke Dokpol Mabes Polri,” tegas Dr Aji Kadarmo mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol Nana Sudjana.

Sina Karyadi, 61, mengaku kaget saat mendengar anaknya tewas ditembak Densus. Sejauh ini, dirinya sama sekali belum mendapatkan surat pemberitahuan dari aparat kepolisian. Terlepas dari hal tersebut, kalau memang Yuki tersangkut kasus perampokan dan terlibat jaringan teroris, pihaknya mengaku pasrah.

Menurut Sina Karyadi, kali terakhir dirinya berhubungan dengan Yuki Wantoro, yakni beberapa hari sebelum Lebaran tiba. Saat itu, selama kurang lebih dua pekan, Yuki Wantoro berada di rumahnya yang beralamat di Tempen, RT 4/RW II, Joyosuran, Pasar Kliwon. Kemudian Yuki ditemui salah seorang temannya dari Padang untuk diajak berdagang di Jakarta.

“Saya juga tidak tahu latar belakang temannya yang dari Padang itu. Yang jelas, saya pun sebagai orangtua telah memberi restu kepada Yuki,” katanya saat ditemui wartawan di kediamannya, Selasa.

Menurut dia, di lingkungan keluarga anak nomor enam tersebut dikenal sebagai pribadi yang pendiam. Di lingkungan sekitar, dirinya jarang mengikuti kegiatan-kegiatan kampung. “Di lihat dari pendidikannya, memang anak saya hanya lulus SLTP. Karena, saat sekolah di SMA swasta di Solo, dia keluar ketika kelas II. Dilihat dari ciri fisik, dia memiliki rambut pendek, wajah cerah, tinggi 160 cm,” katanya.

Menurut Ketua RT 4 Tempen, Joyosuran, Sarodi sebelum Yuki pergi meninggalkan Kota Solo, putra dari Sina Karyadi itu menyempatkan diri membuat kartu tanda penduduk (KTP). Di sisi lain, Yuki dikenal masyarakat sekitar sebagai pribadi yang tertutup. “Dia jarang ikut kegiatan di kampung. Sehabis salat, biasanya dirinya langsung pulang ke rumahnya,” kata dia.

Sementara satu tersangka perampokan lain yang berasal dari Karanganyar adalah Agus Sanyoto, 24, alias Saiful Sayaf, warga Dusun Jetak RT 3 RW V Desa Blorong, Jumantono. Pihak keluarga Agus mengaku belum mengetahui jika Agus terlibat dalam aksi perampokan maupun terorisme. Saat wartawan menyambangi rumah orangtuanya, ibu Agus, Parmi, langsung syok. Awak media lalu ditemui oleh kakak tertua Agus, Budi.

Sementara itu, Kepala Dusun Jetak, Sutarnyo mengatakan, Agus Sanyoto adalah anak keempat dari empat bersaudara pasangan Sular dan Parmi. Dua bulan sebelumnya, tambah Sutarnyo, ia pernah didatangi petugas yang mengaku dari kepolisian. “Terus terang saya kaget saat kepolisian mengatakan salah satu warga Jetak, ada yang terlibat dalam perampokan dan jaringan terorisme.”

Sementara itu komplotan teroris yang juga perampok Bank CIMB Niaga Medan segera dibawa ke Jakarta. Para tersangka itu diinterogasi secara intensif di Mabes Polri. “Tersangka diterbangkan ke Jakarta untuk pemeriksaan lanjutan,” kata Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri di RS Bhayangkara, Medan, Selasa.

Bambang Hendarso tidak merinci siapa saja para tersangka yang akan dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif. Yang pasti para tersangka teroris pimpinan Abu Tholut itu akan ditahan di Mabes Polri, “Hingga nanti disidangkan di pengadilan. Paling tidak sekitar satu pekan lagi.”

Jumlah tersangka jaringan terorisme di Medan bertambah satu orang. Densus kembali menangkap satu orang bernama Jaja. Dengan demikian, Polri sudah menetapkan 19 orang tersangka, termasuk tiga yang tewas ditembak. “(Jaja) Ditangkap di Binjai,” kata Kadivhumas Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan di Mabes Polri.

Sementara itu mengenai Abu Tholut, koordinator Tim Pembela Muslim (TPM) Ahmad Michdan mengakui Amir Jamaah Ashorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba’asyir mengenal Abu Tholut ketika Ba’asyir dipenjara. Namun mengenai keterlibatan Abu Tholut dalam aksi di Medan, Michdan mengaku tidak mengetahuinya. “Apakah Abu Tholut itu yang mendesain atau dikatakan sebagai project officer di Aceh kita belum tahu. Ini kan belum dibuka persidangannya,” tukasnya.

Senada, Sekjen JAT, Abdurrahman, menjelaskan Abu Tholut pernah dekat dengan JAT. “Tapi itu sudah lama.” Abu Tholut tidak masuk dalam keanggotaan JAT. - Oleh : pso/m87/dtc

Comments

Popular posts from this blog

jenazah Syaifudin-Syahrir diambil

Malaysia takut dengan RI

Tukang Pijat Bunuh Kopassus karena Kesal