JAT dikaitkan lagi dengan terorism
Kembali Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) yang dipimpin Abu Bakar Ba'asyir , dikaitkan lagi dengan para tersangka teroris yang ditangkap Densus88 di Sumatera Utara. Bahkan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) diyakini sebagai metamorfosis dari Jamaah Islamiyah (JI) yang kegiatannya terkait terorisme.
“Kelompok bisa berubah-berubah, nama juga. Dulu JI, sekarang JAT,” kata mantan Ketua Mantiqi III JI Nasir Abas, Selasa (21/9).
Menurut Nasir, JAT memiliki beberapa cabang. Berdasarkan manifesto JAT yang diperolehnya, terdapat kegiatan kemiliteran di JAT. “Selain itu ada pernyataan sikap antipemerintah, mengatakan pemerintah itu kafir dan thagut.”
Meskipun polisi telah menangkap 18 orang yang diduga terkait kegiatan terorisme di Sumatra Utara dan Lampung, namun Nasir mencurigai masih ada kekuatan teroris di daerah itu. “Masih banyak senjata yang belum ditemukan. Saya yakin masih banyak beredar. Kekuatan masih, termasuk personel bisa bertambah kalau aktif merekrut,” terang pria asal Malaysia ini.
Pada Senin lalu, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menyatakan kelompok Medan tergabung dalam Al Qaeda Aceh. Organisasi ini gabungan dari sejumlah faksi yakni JI, JAT, Darul Islam dan lainnya. Sedangkan Kadivhumas Polri Irjen Pol Iskandar Hasan menduga biaya pelatihan militer di Sinabung berasal dari Abu Bakar Ba’asyir.
Ba’asyir adalah Amir JAT. Namun menurut kuasa hukum Ba’asyir, Ahmad Kholied, JAT bukanlah kelompok teroris melainkan kelompok pengajian biasa. “JAT murni dakwah, tidak ada kegiatan militer. Anggotanya juga seupil. Lagi pula mau beli senjata dari mana. Ustad Abu juga tidak bisa pakai senjata,” kata Kholied.
Terbuka
JAT sendiri siap diluruskan jika dianggap salah dalam bertindak. “Kalau salah siap diluruskan. Kami terbuka agar tidak disudutkan dengan hal yang tidak kami lakukan,” ujar Sekjen JAT, Abdurrahman.
Abdurrahman menolak anggapan JAT metamorfosis dari JI karena JAT merupakan organisasi yang benar-benar baru dan tidak ada kaitannya dengan JI. Apalagi JI adalah organisasi yang tidak riil. “JI itu tidak riil, jadi kalau metamorfosis ya keliru,” ucap Abdurrahman.
Apakah ada kegiatan kemiliteran dan memiliki persenjataan? “Bukankah tidak boleh ada kegiatan seperti itu? Kalau sampai begitu nanti fatal. Kalaupun membentuk laskar namanya baris-berbaris, untuk membentuk. Senjata kami enggak ada. Paling pisau yang sudah pothol (copot) di dapur untuk memotong kue.” - Oleh : dtc
“Kelompok bisa berubah-berubah, nama juga. Dulu JI, sekarang JAT,” kata mantan Ketua Mantiqi III JI Nasir Abas, Selasa (21/9).
Menurut Nasir, JAT memiliki beberapa cabang. Berdasarkan manifesto JAT yang diperolehnya, terdapat kegiatan kemiliteran di JAT. “Selain itu ada pernyataan sikap antipemerintah, mengatakan pemerintah itu kafir dan thagut.”
Meskipun polisi telah menangkap 18 orang yang diduga terkait kegiatan terorisme di Sumatra Utara dan Lampung, namun Nasir mencurigai masih ada kekuatan teroris di daerah itu. “Masih banyak senjata yang belum ditemukan. Saya yakin masih banyak beredar. Kekuatan masih, termasuk personel bisa bertambah kalau aktif merekrut,” terang pria asal Malaysia ini.
Pada Senin lalu, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menyatakan kelompok Medan tergabung dalam Al Qaeda Aceh. Organisasi ini gabungan dari sejumlah faksi yakni JI, JAT, Darul Islam dan lainnya. Sedangkan Kadivhumas Polri Irjen Pol Iskandar Hasan menduga biaya pelatihan militer di Sinabung berasal dari Abu Bakar Ba’asyir.
Ba’asyir adalah Amir JAT. Namun menurut kuasa hukum Ba’asyir, Ahmad Kholied, JAT bukanlah kelompok teroris melainkan kelompok pengajian biasa. “JAT murni dakwah, tidak ada kegiatan militer. Anggotanya juga seupil. Lagi pula mau beli senjata dari mana. Ustad Abu juga tidak bisa pakai senjata,” kata Kholied.
Terbuka
JAT sendiri siap diluruskan jika dianggap salah dalam bertindak. “Kalau salah siap diluruskan. Kami terbuka agar tidak disudutkan dengan hal yang tidak kami lakukan,” ujar Sekjen JAT, Abdurrahman.
Abdurrahman menolak anggapan JAT metamorfosis dari JI karena JAT merupakan organisasi yang benar-benar baru dan tidak ada kaitannya dengan JI. Apalagi JI adalah organisasi yang tidak riil. “JI itu tidak riil, jadi kalau metamorfosis ya keliru,” ucap Abdurrahman.
Apakah ada kegiatan kemiliteran dan memiliki persenjataan? “Bukankah tidak boleh ada kegiatan seperti itu? Kalau sampai begitu nanti fatal. Kalaupun membentuk laskar namanya baris-berbaris, untuk membentuk. Senjata kami enggak ada. Paling pisau yang sudah pothol (copot) di dapur untuk memotong kue.” - Oleh : dtc
Comments
Post a Comment