Tukang Pijat Bunuh Kopassus karena Kesal

Solo, CyberNews. Motif kesal atau jengkel yang paling mendekati kasus pembunuhan Kopda Santoso (28) yang dilakukan Yulianto (40). Hal itu terungkap berdasar keterangan tersangka.

Yulianto yang dikenal sebagai dukun dan tukang pijat menaruh rasa kesal mendalam terhadap korban. Sebab janji korban yang hendak memberikan uang kepada tersangka tak pernah ditepati. Pada tanggal 8 Agustus 2010, saat korban berobat itulah aksi keji Yulianto dilaksanakan.

Ayah tiga anak itu saat membunuh Kopda Santoso, tidak melakukan persiapan sama sekali. Niat membunuh muncul secara spontan. Cara menghabisi korbannya pun dilakukan secara reflek.

Suami Sri Mulyati itu menuturkan, almarhum Santoso sudah melakukan pengobatan sakit ambeien-nya sebanyak delapan kali. Hingga sakitnya itu sembuh, uang yang dijanjikan untuk membayar jasanya itu tidak kunjung diserahkan. Saking jengkelnya niat menghabisi pasiennya pun tak terelakkan.

"Saya membunuh Santoso (Kopda Santoso-red) karena tidak memenuhi janjinya dan membuat diri saya jengkel. Dia saya suruh minum ramuan kecubung," ujar Yulianto, Selasa (24/8) kemarin.

Setelah minum kecubung, kata dia, cara membunuh dilakukan ketika korban dalam posisi tengkurap untuk menjalani pemijatan. Setelah kondisi korban teler, tersangka yang berada di atas tubuh korban, lalu kepalanya ditarik ke atas sambil membekap mulut korban hingga tewas.

Yulianto juga membeberkan, modus serupa juga dia lakukan saat membunuh Sugiyo Wito Semito, sekitar enam atau tujuh tahun silam.

Seperti diberitakan, korban pembunuhan yang ditemukan di sebelah timur Kandang Sapi pada Senin (23/8), diyakini bernama Sugiyo Wito Semito alias Kentus (63) warga Betengsari, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Menurut cerita Yulianto, sekitar 6-7 lalu, ia pernah berurusan hutang piutang penjualan tanah dengan tetangganya itu. Ada sejumlah uang yang belum dibayar korban. Bahkan, Sugiyo malah sering pinjam uang dari Rp 500 ribu, samapi Rp 1 juta.

Teman dekatnya itu juga meminjam tanah milik Yulianto, tetapi tidak digunakan sebagai lahan pertanian dan tidak pernah dikembalikan. Sampai akhirnya Yulianto meminta korban kalau pinjam lagi harus bawa serfikat tanah. "Tetapi saya terlanjur marah hingga akhirnya saya jengkel dan membunuhnya, lalu jasadnya saya kubur di samping kandang sapi," ujarnya.

Cara membunuh korban pertamanya itu dengan meracuni korban dengan ramuan ''maut''nya (kecubung-red). "Kedua korban, baik Kopda Santoso dan Sugiyo, saya suruh minum jamu (ramuan kecubung) lebih dahulu. Setelah keduanya linglung lalu saya bekap," terangnya.

Pria yang memiliki sifat temperamen itu menambahkan, setelah kedua korban tersebut dibunuh, mayatnya kubur disekitar rumah pada saat malam hari dan dilakukan sendirian tanpa bantuan orang lain. "Kedua mayat saya kuburkan di sebelah kandang sapi dan kambing agar tidak diketahui warga," tandasnya.

Terkait kemampuannya mengetahui dalam bidang pengobatan, ia belajar sejak lama dan diperoleh dari orang tuanya. "Praktik pengobatan sudah saya jalani sekitar 10 tahun yang lalu dan sudah banyak pasien yang terbukti sembuh," jelasnya.

Untuk pasiennya sendiri, Yulianto mengaku banyak juga berasal dari luar kota dan juga ada yang dari tetangganya sendiri. Saat ditanya mengenai Siti mantan pacarnya yang hilang diduga juga dibunuh, Yulianto tidak mengakuinya. Pengembala kambing itu mengatakan hingga saat ini tidak mengetahui keberadaannya. "Terakhir ketemu Siti sekitar tahun 1991 dan setelah itu tidak tahu kabarnya," kata dia.

( Sri Hartanto /CN12 )

Powered by Telkomsel Blackberry

Comments

Popular posts from this blog

jenazah Syaifudin-Syahrir diambil

Malaysia takut dengan RI