jenazah Syaifudin-Syahrir diambil
Jakarta (Espos) Kematian Noordin M Top dan orang yang disebut-sebut sebagai “penerusnya”, Syaifudin Zuhri (SZ), diharapkan tidak mengurangi upaya pemberantasan terorisme di Indonesia.
Sebab, bisa saja pentolan teroris asal Indonesia semacam Dulmatin dan Umar Patek yang saat ini diduga berada di Mindanao, Filipina Selatan, atau dikenal dengan sebutan Kelompok Moro, bakal mudik ke Tanah Air.
”Ya, saya yakin dari grup Moro ada yang berniat pulang ke Indonesia,” kata pengamat terorisme, Sidney Jones, Minggu (11/10).
Namun apakah tujuan mereka untuk menghimpun kembali sel-sel teroris pimpinan Noordin yang kemungkinan sudah tercerai-berai, sejauh ini belum diketahui.
”Yang jadi pertanyaan, apakah mereka mau coba masuk, karena lebih tergantung pada keadaan perang di Filipina Selatan ataukah disebabkan kematian Noordin cs,” jelas Direktur International Crisis Group (ICG) untuk Asia Tenggara ini.
Sinyalemen Sidney Jones itu serta-merta disanggah Nasir Abas, mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI).
Nasir justru menyatakan kecil kemungkinan Dulmatin dan Umar Patek, dua teroris yang memiliki keahlian merakit bom dan mengorganisasi gerakan, akan masuk ke Indonesia.
Salah satu alasan Nasir, berdasarkan informasi yang dia dengar, Dulmatin maupun Umar Patek sudah merasa yakin di Mindanao karena musuh mereka jelas. ”Selama ini Dulmatin dan Umar Patek memang di sana (Mindanao-red). Dan, yang saya dengar, mereka memilih di sana karena musuhnya lebih jelas.”
Nasir menambahkan kedua orang yang juga masuk dalam daftar buruan itu melihat Filipina sebagai tempat yang lebih memungkinkan untuk berjuang. ”Operasi mereka di Filipina lebih nyata,” pungkas Nasir.
Dia mengingatkan dengan tewasnya Noordin M Top dan Syaifudin Zuhri, tidak berarti ancaman terorisme di Indonesia sudah berakhir. ”Paling tidak dengan tewasnya mereka, ancaman sudah jauh berkurang. Tapi kemudian kita harus tetap berwaspada, bukan artinya sudah selesai.”
Dijaga ketat
Nasir menduga para pengikut Noordin yang selama ini banyak dikenal dan namanya masuk daftar pencarian orang (DPO), belum tertangkap. Dia lantas menyebut nama Taufik Bulaga atau Upik Lawanga dan Zulkarnaen. ”Ke mana perginya pendamping Noordin yang lain? Apa sudah dibagi tugas Noordin untuk kegiatan lain? Sudah pasti regenerasi itu ada,” ujar Nasir mengingatkan.
Dari Jakarta dilaporkan polisi terus menjaga ketat rumah kos di Gang Semanggi RT 2/RW III, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan yang menjadi lokasi penggerebekan tersangka teroris, Jumat (9/10) pekan lalu. ”Masih banyak polisi yang jaga, belum ada yang boleh masuk,” ujar Ketua RT setempat, Irawan, Minggu.
Namun, para mahasiswa yang kos di rumah itu akhirnya diperbolehkan memasuki kamar untuk mengambil barang masing-masing. Sejak Jumat, mereka ikut terusir menyusul penggerebekan tersangka teroris yang diduga Syaifudin Zuhri dan Mohamad Syahrir.
Rumah kos itu terdiri dari dua lantai dan memiliki 20 kamar. Setiap kamar berisi sekitar tiga orang. Kos itu terletak 300 meter di belakang kampus UIN Syarif Hidayatullah. Mahasiswa pertama yang diizinkan masuk Harun, Deni dan Zia. Mereka penghuni kamar nomor 11.
Polisi berencana Senin (12/10) ini menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). ”Besok (Senin ini-red) mungkin. Karena fokus hari ini (kemarin-red) hanya memberikan izin kepada anak kos untuk mengambil barang-barangnya,” ujar Wakadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Sulistyo Ishak, Minggu.
Sulistyo juga menjelaskan polisi akan memberikan fasilitas bagi anak kos yang ingin mengambil barang-barangnya. Namun dia belum bisa memastikan bentuk fasilitas tersebut. ”Sampai sekarang memang belum diberikan fasilitas apa-apa. Tapi nanti saat dilakukan olah TKP pasti akan diberi fasilitas,” tegasnya.
Pantauan di Rumah Sakit (RS) Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu, pihak rumah sakit telah menyiapkan dua peti jenazah berwarna cokelat untuk tersangka teroris Syaifudin Zuhri dan Syahrir. Dijadwalkan, Senin ini, jenazah akan diserahkan kepada keluarga.
Kendati belum ada keterangan resmi dari Mabes Polri, pihak keluarga Syaifudin dan Syahrir menyatakan bakal mengambil jenazah keduanya, Senin. Keluarga juga sudah punya rencana soal lokasi penguburan, yakni di Tempat Permakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur.
”Kami ingin makam seperti Bang Boim (Ibrohim-red) di Pondok Rangon,” kata Sucihani, adik Syaifudin dan Syahrir, Minggu. Keluarga berniat menguburkan mereka bersebelahan dengan makam Ibrohim, tersangka teroris yang tewas pada penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah.
”Insya Allah besok (Senin ini-red) datang bersama seluruh keluarga besar. Sudah dapat izin (Mabes Polri-red) dan sudah koordinasi, baru besok izinnya,” imbuh Sucihani melalui telepon, Minggu.
Dia menjelaskan polisi juga sudah mengambil DNA keluarga, yakni ibu, bapak, anak Syaifudin dan anak Syahrir. Rencananya, apabila memang ternyata benar jasad di RS Polri itu Syaifudin dan Syahrir, keluarga akan langsung membawanya. ”Kalau kami lihat itu beliau (Syaifudin dan Syahrir-red), ya insya Allah hari itu juga akan kami bawa. Karena lebih cepat dimakamkan lebih baik,” tegas Sucihani yang juga istri mendiang Ibrohim.dtc
Comments
Post a Comment