Zivanna Letisha Siregar Tidak Kecewa Meski Gagal
Zivanna Letisha Siregar tidak kecewa meski bernasib sama dengan para kontestan dari negara Asia lain. Pada malam final Miss Universe 2009 di Bahama 23 Agustus lalu, Putri Indonesia 2008 itu gagal menembus 15 besar meski banyak pihak optimistis dia akan mengukir prestasi. Sebab, hasil polling di internet sepanjang acara tersebut selalu menempatkan dia di tiga besar.
---
GADIS cantik yang biasa disapa Zizi itu menyatakan pulang dengan hati puas. Di ajang yang diikuti 85 peserta tersebut, perempuan kelahiran Jakarta, 16 Februari 1989, itu merasa sudah 100 persen mengeluarkan kemampuan. Sudah all-out memberikan yang terbaik atas nama Indonesia. "Saya pulang tanpa penyesalan," ucapnya kepada Jawa Pos kemarin (5/9).
Memang, papar Zizi, hasil akhir tidak bisa sesuai dengan harapan. Tidak bisa menjadi pemenang atau sekadar masuk jajaran 15 besar seperti pendahulunya, Artika Sari Devi. "I did my best already. Soal hasil, wallahu a'lam," tutur perempuan setinggi 176 cm itu.
Meski begitu, segala yang dilakukan, bagi Zizi, sudah sesuai dengan ekspektasi. Dia telah berusaha keras menunjukkan kepribadian yang baik sesuai dengan karakter bangsa serta segala kemampuan.
Di Bahama, Zizi tidak berada di satu kumpulan saja. Dia berbaur dengan semua kontestan, berkenalan dengan orang-orang di luar peserta, seperti kamerawan dan para waitress. "Walau begitu, tetap saja punya batasan. Saya orang Timur," ungkap dia.
Dampaknya, banyak kontestan yang tiba-tiba menghampiri karena menganggap Zizi seolah-olah sumber kebahagiaan. Tidak sedikit yang ingin berkenalan lebih jauh dengannya. "Banyak yang datang ke saya, terus menyapa, 'From Indonesia? I love you. You look never tired. I love your energy'," ungkap Zizi menirukan ucapan beberapa kontestan yang senang terhadap kepribadiannya selama di sana.
Menurut Zizi, bagaimana kepribadian Stefania Fernandez asal Venezuela, pemenang Miss Universe 2009? "Dia agak pendiam, mungkin disebabkan faktor bahasa Inggris yang kurang lancar. Tapi, dia sweet girl. Nggak ngeblok (tidak ngegeng, Red), berusaha kenal sama kontestan dari Eropa dan Asia," ujarnya.
Dari ajang yang dihelat setiap tahun itu, Zizi mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang kehidupan. Dalam hidup, seseorang harus pandai bersosialisasi, cepat beradaptasi di mana pun berada. "Seperti filosofi air, bisa berubah bentuk sesuai dengan wadah," jelasnya.
Oleh-oleh yang paling nyata adalah kulit menghitam. Banyak aktivitas luar ruang pas siang. Meski sudah digunakan, sunblock, papar Zizi, tidak terlalu berpengaruh. "Di sana panas banget. Saat hujan saja masih terasa panas," terangnya.
Zizi berangkat ke Bahama pada 2 Agustus dan pulang pada 25 Agustus lalu. Dia tiba di Jakarta pada 27 Agustus lalu. Sampai di rumah, sulung di antara tiga bersaudara tersebut langsung balas dendam dengan memperbanyak waktu tidur. "Rasanya pengin bayar tidur. Sekitar tiga minggu di Bahama, rata rata tidur empat jam sehari. Pukul lima pagi, saya sudah bangun, dandan. Pukul tujuh pagi, sudah ada kegiatan sampai tengah malam. Pukul 12 atau setengah satu siang, saya baru masuk kamar," ujar dia.
Pernah sekali kondisi badan Zizi agak drop. Kepalanya pusing. Dia merasa kurang enak badan, seperti masuk angin karena terlambat makan. "Untung, di sana dokter dan suster selalu siaga. Besoknya, saya sehat lagi," ucap dia. (Sugeng Sulaksono/ayi)
Comments
Post a Comment