BEREBUT BERKAH DI 1 SYAWAL


Solo (Espos)–Saripan, 70, tampak girang. Seikat kacang panjang akhirnya berhasil dia dapatkan, setelah berjuang di antara seratusan warga memperebutkan gunungan. Warga Jumapolo, Karanganyar itu pun tanpa tedeng aling-aling mengaku akan menggunakan kacang panjang yang didapatkan untuk dimasak. Dia percaya bakal mendapat berkah dengan menyantap makanan dari gunungan dalam acara grebeg Keraton Kasunanan Surakarta.

“Dimasak, lalu dimakan, agar dapat berkahnya dari Keraton. Badan selalu sehat,” ujar Saripan, saat berbincang dengan Espos, seusai berebutan bersama warga lain, dalam Grebeg Syawalan di Masjid Agung, Senin (21/9).

Lain Saripan, lain pula, Maryati, 57. Warga Danukusuman, Solo tersebut percaya betul apa yang diperoleh dari grebeg akan membawa manfaat untuk kehidupannya. Bahkan, pedagang keliling ini percaya, berkah itu yang membuatnya selalu sehat dan mendapat rezeki.

Masyarakat memang antusias memperebutkan gunungan. Selain karena benar-benar percaya akan khasiat hasil bumi atau makanan olahan hasil bumi yang didapatkan dari gunungan, beberapa warga mengaku ikut berebut lantaran penasaran.

Antusiasme seratusan warga tersebut membuat gunungan jaler atau gunungan laki-laki tersebut ludes setelah 5 menit diperebutkan. Gunungan jaler berisi macam-macam hasil bumi, seperti kacang panjang, cabai merah besar, telur asin, tebu, terong, mentimun, dan entho-entho. Sedangkan gunungan putri berupa makanan olahan, yakni rengginang, onde-onde dan makanan yang dibuat dari bahan sejenis.

Sebelum dibagikan, sepasang gunungan tersebut dikirab dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung. Di masjid terbesar di Kota Solo tersebut, gunungan didoakan oleh ulama Keraton.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KRA Winarno Kusumo menjelaskan Grebeg Syawalan merupakan agenda rutin yang dihelat Keraton setiap Hari Raya Idul Fitri. “Grebeg dimaknai sebagai wujud syukur Keraton. Ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Ramadan dan Idul Fitri. Gunungan jaler melambangkan kesuburan, kesejahteraan dan rezeki, sekaligus merupakan wujud syukur Keraton pada Allah,” papar Winarno.

tsa

Comments

Popular posts from this blog

jenazah Syaifudin-Syahrir diambil

Malaysia takut dengan RI

Tukang Pijat Bunuh Kopassus karena Kesal