kekeringan di wonogiri


















Wonogiri (Espos) Krisis air pada musim kemarau ini menyebabkan warga Giritontro mulai menjual hewan ternak. Bantuan air dari pemerintah maupun pihak ketiga belum mencukupi kebutuhan warga.


Warga Bayemharjo, Giritontro, Ahmad, menuturkan bantuan air dari pemerintah maupun pihak ketiga belum mencukupi sehingga warga harus membeli air secara swadaya. Harganya bervariasi antara Rp 110.000 hingga Rp 160.000 per tangki.
Dia mengatakan, untuk membeli air, dirinya harus menjual dua hingga tiga hewan ternaknya. ”Harga kambing dapat mencapai Rp 350.000 hingga Rp 400.000 per ekor, sehingga lumayan masih dapat membeli tiga tangki air .”

Menurut Camat Giritontro, Sariman, ada lima daerah yang mengalami krisis air yakni Ngargoharjo, Tlogosari, Tlogoharjo, Bayemharjo dan Jatirejo. Apabila ada bantuan maka air akan didistribusikan secara merata. “Sudah ada bantuan dari pihak ketiga dan bantuan dari Pemkab, untuk mencukupi kebutuhan air lainnya warga mengusahakannya secara swadaya,” jelas dia kepada Espos didampingi Kasi Ketenteraman dan Ketertiban, Istakanudin di ruang kerjanya, akhir pekan lalu.

Dia mengatakan, warga lima daerah yang kekurangan air tersebut mencapai 3.392 keluarga atau 11.465 orang. Dia memperkirakan air yang diperlukan yakni 990 tangki, sementara pendistribusian bantuan air dari Pemkab yakni 140 tangki. Sementara itu bantuan dari pihak ketiga 508 tangki.
”Jadi dari kebutuhan dan pendistribusian bantuan air kurang. Warga harus swadaya membeli air,” papar dia.
Menyusut

Di Giritontro terdapat 20 telaga dan empat sumber air, sebagian besar telah menyusut dan bahkan mengering. Di daerah Jatirejo, Tlogoharjo dan Tlogosari terdapat lebih dari dua telaga yang sudah tidak dapat digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci. Menurut Istakanudin, hanya ada dua sumber di Tlogoharjo yang masih terdapat air. “Ada 20 telaga yang mengering dan tidak dapat dimanfaatkan warga,” paparnya.

Dia menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan air tersebut warga menjual hasil pertanian dan ternaknya. Dia mengatakan, hewan ternak yang dipelihara merupakan tabungan untuk memasuki musim kemarau. ”Sudah menjadi hal yang wajar, warga menjual ternak untuk membeli air.” - Oleh : Dina Ananti S

Comments

Popular posts from this blog

Tukang Pijat Bunuh Kopassus karena Kesal

Pelajar Sragen pesta seks digrebeg warga

Sat-81 Gultor siap buru Noordin M