”Jemaah Tablikh tak terkait teroris”

Solo (Espos-Jemaah Tablikh atau Jamaah Jaulah tidak terkait dengan jaringan teroris di tanah air, meski jaringan jemaah ini melibatkan umat Islam dari berbagai negara.


Adanya pemeriksaan terhadap delapan orang warga asing oleh aparat kepolisian hanya sebatas klarifikasi terhadap keberadaan mereka di Mesjid An Ni’mah Tanjunganom, Serengan, Solo.

Demikian diungkapkan penanggung jawab Jemaah Tablikh, Hadi Muhammad, saat bersilaturahmi di Griya Solopos, Sabtu (22/8). “Saya ikut mendampingi ke delapan warga Filipina tersebut. Tidak ada itu penangkapan terhadap mereka. Yang ada hanya mereka (warga Filipina –red) dimintai keterangan,” ungkapnya.
Permintaan keterangan yang dimaksud, menurut dia, terkait dengan keberadaan mereka di Indonesia, khususnya dalam hal izin kunjungan. “Untuk itulah, kami perlu menegaskan kalau Jemaah kami tidak terkait dengan jaringan teroris,” katanya yang didampingi dua orang pimpinan jemaah lainnya, Mahmudi dan H Luthfi Jauhari SH.
Kedatangan tiga orang pimpinan Jemaah Tablikh itu diterima oleh Manajer Sirkulais & Promosi SOLOPOS, Amir Tohari. Dalam kesempatan itu, pimpinan Jemaah Tablikh menilai pemberitaan SOLOPOS, tentang Jemaah Tablikh sudah seimbang.
Tidak curiga

Sementara itu, Mahmudi juga menambahkan, jemaahnya sebenarnya tidak memiliki nama dan tidak mengibarkan bendera apapun. Nama Jemaah Tablikh maupun Jemaah Jaulah tersebut muncul dengan sendirinya, seiring dengan perjalanan dakwah yang dilakukan bertahun-tahun. Dia sangat berharap dengan tidak adanya nama, jemaah itu bisa melakukan dakwah ke berbagai elemen yang ada tanpa harus terkotak-kotak oleh kelompok tertentu.

Terkait dengan pemberitaan pemburuan teroris belakangan ini, Hadi Muhammad sebagai salah satu pimpinan Jemaah tersebut meminta agar masyarakat tidak curiga terhadap jemaahnya. Dia berharap kegiatan Islam dalam hal dakwah yang dilakukan oleh Jemaah Tablikh jangan sampai dikait-kaitkan dengan persoalan terorisme di tanah air maupun terorisme internasional. “Saya tegaskan, kami juga sangat menentang terorisme,” ungkapnya.

Dia menambahkan, Jemaah Tablikh sangat berbeda dengan jemaah lainnya dalam hal berdakwah di masyarakat. Perbedaan tersebut antara lain, dalam melakukan dakwahnya Jemaah Tablikh tidak diperbolehkan berbicara soal politik, tidak boleh membicarakan tentang perbedaan pendapat dalam Islam, tidak boleh menyinggung soal penyakit masyarakat. “Perbedaan terakhir adalah memberi sumbangan atau menerima sumbangan dari pihak manapun,” ungkapnya.

Bahkan setiap akan melakukan dakwah dan harus menginap di Masjid, anggota Jemaah selalu meminta izin kepada Ketua RT maupun RW yang ditempati dengan menyampaikan identitasnya secara lengkap. “Dakwah yang menjadi misi utama kami adalah pembenahan akhlak. Jadi sekali lagi, dakwah kami tidak akan bicara soal politik, perbedaan faham dan soal penyakit masyarakat,” tegasnya.
Lutfi Jauhari menambahkan, bahwa masyarakat saat ini sudah muak dengan kekerasan-kekerasan yang selalu terjadi di mana-mana. Menurutnya, dalam kondisi perekonomian yang mengalami kelesuan seperti sekarang ini perlu suasanya damai dan kasih sayang antar sesama. Hanya dengan kasih sayang terhadap sesama itulah berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat bisa segera ditanggulangi.

Comments

Popular posts from this blog

Pelajar Sragen pesta seks digrebeg warga

Tukang Pijat Bunuh Kopassus karena Kesal

Sat-81 Gultor siap buru Noordin M