'Orangutan' Bergelimpangan di Depan Balaikota Solo


Muchus Budi R. - detikNews
Solo - Beberapa 'orangutan' bergelimpangan di depan Balaikota Solo. Menyimbolkan beberapa orangutan yang mati di Kebun Binatang Solo.

Bukan orangutan sungguhan memang. Satu orangutan adalah peserta aksi dari Center for Orangutan Protection (COP) yang mengenakan kostum ala orangutan. Dia terlentang di depan pintu gerbang balaikota di kelilingi beberapa boneka anak orangutan.

Aksi ini bentuk protes sejumlah pemuda yang tergabung COP saat menggelar aksi menyikapi kematian orangutan koleksi Taman Satwa Taru Jurug, Solo. Unjuk rasa digelar di depan pintu gerbang Balaikota Surakarta, Kamis (16/7/2009).

Mereka menggelar dua spanduk, sebuah karangan bunga dan menenteng sebuah foto orangutan sebagai tanda duka cita.

Kebun Binatang Solo dinilai mereka tak layak merawat orangutan yang bernama latin Pongo pygmaeus ini. Salah satu orangutan di kebun binatang itu, Toni mati karena diduga salah urus.

Menurut COP, Pemkot Surakarta dinilai tidak mampu mengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) hingga menyebabkan beberapa koleksi hewan, termasuk orangutan mati karena berbagai faktor.

Toni, seekor orangutan Kalimantan mati hari Minggu 12 Juli lalu. COP menilai Toni mati karena kondisi kandang buruk dan suplai air bersih kurang. Kandang juga tidak dilengkapi tempat bermain, padahal struktur kandang harus dibuat mirip dengan habitat asal.

Sebelum Toni mati, orangutan koleksi TSTJ bernama Tina juga mati di kandangnya tahun lalu. Semua itu, menurut COP, karena salah urus pengelola. Orangutan ditempatkan di lantai tembok tanpa atap sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan adalah kekeliruan besar.

Sebelum kematian Toni, lanjutnya, COP sudah merekomendasikan semua orangutan koleksi TSTJ dipindahkan ke Pusat Penyelamatan Satwa di Yogyakarta. Karena kandang orangutan di TSTJ dinilai tidak layak untuk ditempati. Namun rekomendasi itu ditolak pihak pengelola.

"Jika kondisi ini dibiarkan, satu-satunya orangutan yang tersisa di TSTJ juga terancam keselamatannya. Apalagi saat ini orangutan yang tersisa itu sudah dalam kondisi mental dan fisiknya kurang bagus," kata captivity program coordinator COP, Seto Hari Wibowo.

Seto menjelaskan orangutan muda yang kini tersisa sering terlihat membenturkan kepalanya ke tembok. Makanan yang diberikan oleh petugas berupa nasi bungkus dan sekantong air minum. Padahal, menu utama orangutan adalah dedaunan, buah, dan serangga.

(mbr/nwk)

Comments

Popular posts from this blog

Pelajar Sragen pesta seks digrebeg warga

Tukang Pijat Bunuh Kopassus karena Kesal

Sat-81 Gultor siap buru Noordin M